PENGARUH PEMBERIAN BIOCHAR SEKAM PADI DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN BOBOT KERING TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan yang berada di Desa Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2025 sampai dengan Maret 2025. Lokasi penelitian berada pada ketinggian sekitar 33 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan kemasaman pH tanah 5,5 - 6,5 dan jenis tanah ultisol, tekstur tanah pasir berlempung (Lumbanraja dkk., 2023). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian biochar sekam padi dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan, produksi dan bobot kering tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) pada tanah Ultisol Simalingkar. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yang terdiri dari dua faktor perlakuan, yaitu biochar sekam padi dan pupuk kandang sapi, dengan tiga ulangan. Faktor pertama: dosis biochar sekam padi (B) yang terdiri dari empat taraf, yaitu : B0 = 0 t/ha, B1 = 10 t/ha, B2 = 20 t/ha, B2 = 30 t/ha. Faktor kedua: dosis pupuk kandang sapi (S) terdiri dari empat taraf, yaitu: S0 = 0 t/ha, S1 = 15 t/ha, S2 = 30 t/ha dan S3 = 45 t/ha. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian biochar sekam padi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4 MST dan 5 MST dan bobot segar per tanaman. Namun, berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air tanah 2, 3, 4 MST, tinggi tanaman pada umur 2 dan 3 MST, jumlah daun 2, 3, 4, 5 MST, luas daun 2, 3, 4, 5 MST, diameter batang 2, 3, 4, 5 MST, bobot kering per tanaman, bobot basah jual per tanaman, bobot basah jual per petak, produksi per hektar, volume akar, panjang akar, bobot basah akar dan bobot kering akar. Pengaruh nyata tersebut karena pemberian biochar sekam padi pada tanah dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, memperbaiki struktur tanah, serta mengoptimalkan keseimbangan unsur hara. Adanya kemampuan menahan hara yang baik dari biochar membuat efisiensi pemupukan menjadi lebih baik, karena unsur hara tidak mudah hilang akibat pencucian (Zulfita dkk., 2019). Pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh sangat nyata terhadap terhadap kadar air tanah 3 MST, bobot segar per tanaman, bobot basah jual per tanaman serta bobot basah akar dan berpengaruh nyata terhadap kadar air tanah 4 MST, jumlah daun 5 MST, bobot basah jual per petak, produksi per hektar dan bobot kering akar. Namun, berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air tanah 2 MST, tinggi tanaman pada umur 2, 3, 4, 5 MST, jumlah daun 2, 3, 4 MST, luas daun 2, 3, 4, 5 MST, diameter batang 2, 3, 4, 5 MST, bobot kering per tanaman, volume akar dan panjang akar. Pengaruh sangat nyata dan nyata tersebut karena pupuk kandang sapi menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman serta memperbaiki sifat fisik tanah. Bahan organik yang diaplikasikan ke dalam tanah dapat membantu untuk memperbaiki struktur tanah yaitu dapat meningkatkan aerasi tanah menjadi lebih baik, kepadatan tanah menjadi rendah sehingga akar tanaman dapat berkembang dengan baik (Arinong, 2005). Interaksi antara biochar sekam padi dan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap diameter batang 5 MST dan panjang akar. Namun, berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air tanah 2, 3, 4 MST, tinggi tanaman 2, 3, 4, 5 MST, jumlah daun 2, 3, 4, 5 MST, luas daun 2, 3, 4, 5 MST, diameter batang 2, 3 dan 4 MST, bobot segar per tanaman, bobot kering per tanaman, bobot basah jual per tanaman, bobot basah jual per petak, produksi per hektar, volume akar, bobot basah akar dan bobot kering akar. Pengaruh nyata tersebut karena kedua perlakuan saling mendukung dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang mendukung penambahan diameter batang 5 MST dan panjang akar. Mikroorganisme yang terkandung dalam pupuk kandang sapi berperan aktif dalam mempercepat dekomposisi biochar sekam padi. Pupuk kandang yang diaplikasikan dapat meningkatkan proses dekomposisi sehingga dapat membantu percepatan proses mineralisasi bahan organik dan pelepasan hara (Septyani dan Hamdi, 2022).