Uji Efektivitas Ekstrak Daun Salam (Syzgium polyanthum) terhadap Penurunan Kadar Asam Urat pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan yang diinduksi Kalium Oksonat
Abstract
Latar belakang : Asam urat merupakan senyawa yang terbentuk dari pemecahan purin dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urin. Kadar asam urat yang melebihi batas normal disebut hiperurisemia, dan berisiko berkembang menjadi gout arthristis akibat penumpukan kristal monosodium urat dalam sendi. Allopurinol merupakan terapi farmakologi yang umum digunakan untuk menurunkan kadar asam urat, namun penggunaannya dalam jangka panjang berpotensi menimbulkan efek samping. Oleh karena itu, diperlukan alternatif pengobatan yang lebih aman, seperti terapi herbal. Daun salam (Syzygium polyanthum) mengandung flavonoid yang dapat menghambat enzim xantin oksidase sehingga berpotensi menurunkan kadar asam urat.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dalam menurunkan kadar asam urat pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi kalium oksonat.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desai Post Test with Control Group Design, menggunakan lima kelompok perlakuan : kelompok kontrol negatif (CMC 1%), kontrol positif (allopurinol 100 mg), serta tiga kelompok perlakuan dengan ekstrak daun salam dosis 250 mg, 500 mg, dan 1000 mg.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh kelompok perlakuan dengan ekstrak daun salam mengalami penurunan kadar asam urat setelah pemberian ekstrak. Ekstrak daun salam dosis 1000 mg/kg BB memberikan penurunan kadar asam urat paling besar dibandingkan dengan dosis lainnya. Analisis statistik dengan uji ANOVA menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok (p<0,05).
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) memilikki efektivitas dalam menurunkan kadar asam urat pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi kalium oksonat. Ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dengan dosis 1000 mg/kg BB lebih efektif dibandingkan dosis 250 mg/kg BB dan 5000 mg/kg BB.
Collections
- Pendidikan Dokter [501]