PENGARUH MEDIA TANAM DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI POLIBAG
Abstract
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan di Desa Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan. Tempat penelitian pada ketinggian sekitar 33 meter di atas permukaan air laut dengan kemasaman (pH) tanah 5,5-6,5, jenis tanah ultisol dan tekstur tanah pasir berlempung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan November 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Media Tanam Dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) di Polibag.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RA) Faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan, yaitu media tanam dan pemberian dosis pupuk NPK, dengan tiga ulangan. Faktor pertama : media tanam (M) yang terdiri dari empat taraf : M0 = 100 % tanah, M1 = 50% tanah dan 50% arang sekam padi, M2 = 50% tanah dan 50% pupuk kendang kambing, M3 = 50% tanah, 25% arang sekam padi dan 25% pupuk kandang kambing. Faktor kedua : Dosis pupuk NPK (N) yang terdiri dari empat taraf : N0 = 0 g/kg media tanam, N1 = 1,12 g/kg media tanam, N2 = 2,24 g/kg media tanam, N3 = 3,36 g/kg media tanam.
Perlakuan komposisi media tanam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 2, 3, 4, 5, dan 6 MSPT, diameter batang 2, 3, 4, 5, dan 6 MSPT, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, produktivitas cabai rawit per hektar. Tidak berpengaruhnya pemberian komposisi media tanam (tanah, sekam padi, dan pupuk kandang kambing) terhadap tinggi tanaman cabai rawit, diameter batang cabai rawit pada umur 2, 3, 4, 5, dan 6 MSPT disertai juga dengan jumlah buah dan berat buah per tanaman cabai rawit diduga karena ketersediaan unsur hara pada tanaman cabai rawit belum terpenuhi, diantaranya unsur N dan K. Tanaman seperti cabai rawit pada fase vegetatif membutuhkan unsur N dan K yang cukup untuk pertumbuhan vegetatif. Diduga karena unsur N sangat rendah pada tanah yaitu (N: 0,089%, K: 0,429%) pada arang sekam (N: 0,08%, K: 0,13%) dan pada pupuk kandang kambing (N: 2,33%, K: 1,58%) sehingga komposisi media tanam berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman cabai rawit (Amuntai, 2021).
Pemberian dosis pupuk NPK dengan taraf 1,12 g/kg media tanam, 2,24 g/kg media tanam dan 3,36 g/kg media tanam yang diaplikasikan sebanyak sekali berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 2, 3, 4, dan 6 MSPT, diameter batang umur 2, 3, 4, 5 dan 6 MSPT akan tetapi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 5 MSPT, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman dan produksi panen per hektar tanaman cabai rawit. Pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman cabai rawit pada umur 5 MSPT, diduga karena unsur hara N pada tanah tersedia secara optimal, Hal ini sejalan dengan pendapat Lingga (2003), menyatakan bahwa nitrogen yang diberikan dalam jumlah yang cukup berperan dalam mempercepat dalam pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang. Unsur nitrogen berperan dalam pembentukkan sel, jaringan, dan organ tanaman.
Pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, dan produktivitas cabai per hektar. Pemberian pupuk NPK sebagai asupan hara bagi tanaman dapat mendukung proses metabolisme tanaman, dan memberikan pengaruh yang baik terhadap produktivitas tanaman. Nitrogen diperlukan tanaman untuk pembentukkan protein, unsur fosfor dibutuhkan tanaman untuk membantu dalam mempercepat pertumbuhan bunga, buah dan biji, serta kalsium yang dapat yang dapat membantu tanaman untuk mempelancar pengangkutan karbohidrat dan memegang peranan penting dalam pembelahan sel, mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan buah hingga masak (Darjanto dan Satifah, 1990).
Pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 2, 3, 4, dan 6 MSPT, diameter batang umur 2, 3, 4, 5 dan 6 MSPT. Hal ini diduga akibat kandungan unsur hara yang terdapat dalam tanah belum mampu mendukung pertumbuhan tanaman, meskipun telah dilakukan aplikasi NPK. (Lakitan, 2011) menyatakan hal tersebut bahwa apabila ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan maka tanaman akan terganggu proses metabolismenya, sebab pertumbuhan tanaman mempunyai korelasi yang positif dengan ketersedian unsur hara sehingga dalam budidaya tanaman ketersediaan unsur hara merupakan faktor yang sangat menentukan, karena kandungan unsur hara pada tanah ultisol rendah dan dosis pupuk NPK belum mampu memperbaiki sifat-sifat tanah ultisol, hal ini berkaitan dengan peranan N sebagai komponen klorofil.
Pengaruh interaksi komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter penelitian. Pengaruh yang tidak nyata ini dipengaruhi karena keberadaanpupuk kandang kambing tidak saling mempengaruhi satu sama lain yang dapat disebabkan oleh salah satu faktor perlakuan lebih besar pengaruhnya dibandingkan factor lain sehingga interaksi antara kedua faktor tidak nyata (Sitompul, 2016).
Collections
- Agroekoteknologi [320]